Kamis, 02 Februari 2017

LINGUISTIK LANJUT ANALISIS KLAUSA-TAGMEMIK

LINGUISTIK LANJUT
“ANALISIS KLAUSA, AKAR KLAUSA, DAN TAGMEMIK”

Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Semester Gasal
Mata Kuliah Linguistik Lanjut

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Dendy Sugono, APU

    Dr. Wini Tarmini, M.Hum.


Oleh:
Sahrul Umami             1609057014


Semester 1


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2017






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan ke hadirat Allah Swt. karena dengan limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya berupa kesehatan dan kesempatan, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis kepada pihak pembimbing mata kuliah yang telah memberi arahan  dan bimbingan kepada penulis untuk dapat mengembangkan wawasan dan kreativitas melalui karya ini sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang  membangun supaya makalah  ini dapat lebih baik. Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan berguna bagi masyarakat dan kepada penulis khususnya.

                                                                                                Jakarta,   Januari 2017


Penulis




 DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................     ii
Daftar Isi ............................................................................................................    iii
I. Pendahuluan....................................................................................................      1
II. Pembahasan

A. Deskripsi Teoretik.........................................................................................       2
1. Aliran Tradisional........................................................................................       2      
a. Sejarah Munculnya Aliran Tradisional..........................................................      2
b. Ciri-ciri Aliran Tradisional..........................................................................      3
c. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Tradisional................................................      4
2. Aliran Tagmemik ........................................................................................      4
a. Pengertian Aliran Tagmemik ......................................................................      4
b. Macam-macam Tagmem ...........................................................................     5
c. Singkatan yang dipakai dalam Teori Tagmemik ............................................     7
d. Lambang .................................................................................................     8
B. Hasil Analisis .................................................................................................     8
1. Hasil Linguistik Tradisional ...........................................................................     9
a. Analisis Klausa ..........................................................................................     9
b. Analisis Pembagian Klausa Kalimat ..............................................................     11
c. Peta Kerja Analisis Akar Klausa ...................................................................      14
1) Akar Klausa Transitif ..............................................................................     14
2) Akar Klausa Dwitransitif ........................................................................      15
3) Akar Klausa Dwiintransitif ......................................................................     16
4) Akar Klausa Dwiequatif ..........................................................................     17
2. Hasil Analisis Tagmemik ...............................................................................     18
III. Penutup
A. Kesimpulan ....................................................................................................    27
B. Saran .............................................................................................................    27
Daftar Pustaka




I.      PENDAHULUAN

Konstruksi klausa memiliki variasi kelas kata dalam predikat, bisa berupa numeralia, adjektiva, nomina, ataupun verba. Namun, kebanyakan dalam konstruksi klausa tersebut menggunakan verba sebagai predikat dan verba predikat itu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan predikat kelas kata yang lain. Hal itu disebabkan klausa sangat ditentukan oleh jenis verba predikatnya. Kehadiran objek, pelengkap, dan keterangan ditentukan oleh verba predikat, yaitu apakah verba dwitransitif, verba transitif, verba dwiintransitif, verba intransitif, verba dwiequatif, atau verba equatif.
Selain itu, verba memiliki kekayaan bentuk dan memiliki produktivitas yang tinggi serta memiliki perilaku sintaktik dalam konstruksi klausa ataupun kalimat. Sebagai predikat (P), verba sangat menentukan kehadiran konsituen, baik sebagai subjek (S), objek (O), pelengkap (Pel), maupun sebagai keterangan (K).  Oleh karena itu, suatu kalimat akan lebih baik jika memiliki fungsi kalimat yang baik juga.
Berbicara klausa ataupun kalimat maka tidak bisa terlepas dari unsur akar klausa itu sendiri seperti akar klausa transitif, dwitransitif, intransitif, dwiintransitif, equatif, dan dwiequatif. Berdasarkan akar klausa tersebut, akan memudahkan dalam menganalisis Tagmemik.
Analisis tagmemik dikenal istilah tagmem yang menganalisis satuan linguistik berdasarkan empat dimensi, yaitu slot, peran, kelas, dan kohesi serta sifat kehadiran setiap konstituen. Menurut Pike dan Pike (1982:74) jika suatu tagmem selalu hadir dalam realisasi konstruksinya, tagmen itu dikategorikan sebagai wajib (+). Sebaliknya, jika suatu tagmem tidak selalu hadir dalam realisasi konstruksinya, tagmem itu dikatakan opsional (±). Satu konstituen sebuah konstruksi diberikan ke dalam empat ciri tersebut beserta sifat kehadirannya dengan teknik sebagai berikut.

Slot
Kelas
Peran
Kohesi

Tagmem adalah suatu kesatuan, sejajar dengan fonem dan morfem dalam hierarki ketatabahasaan fonologi, leksikon, dan tata bahasa. Kesatuan dalam analisis tagmemik adalah tagmem korelasi suatu lajur fungsional dengan kelas butir-butir yang mengisi lajur tersebut. Kesatuan ini bukan hanya kesatuan bentuk, sepertti yang terdapat dalam model-model ketatabahasaan yang lain, melainkan suatu perpaduan fungsi dan bentuk.
Berdasarkan penjelasan di atas, dengan ini penulis akan menganalisis suatu wacana dengan analisis linguistik tradisional dan tagmemik. Dengan analisis ini penulis mengambil wacana dari buku Bahasa Indonesia karya Yeti Mulyati, kota terbit Jakarta, penerbit Universitas Terbuka pada tahun 2011, dan halaman 7.4. Penulis menggunakan buku ini, untuk dianalisis pada pokok bahasan “Kegiatan Belajar 1 Mengenai Konsep Menulis Dan Jenis-Jenis Tulisan” untuk dianalisis berdasarkan linguistik tradisional dan tagmemik guna menambah pemahaman dan pengetahuan sesuai dengan kemampuan.




II.  PEMBAHASAN

A.     
Deskripsi Teoretik
1.      Aliran Tradisional
a.      Sejarah Munculnya Aliran Tradisional
Tata bahasa tradisional dimulai dari Zaman Yunani sampai dengan munculnya linguistik modern sekitar akhir abad ke-19. Aliran tradisional berkembang pada linguistik zaman Yunani, Kaun Alexandrian, zaman romawi kuno, dan zaman pertengahan.
Pada abad IV SM, seorang ahli filsafat bernama Plato (429 SM-348 SM) mengembangkan pembagian jenis kata bahasa Yunani Kuno dalam kerangka telaah filsafatnya.Plato membagi jenis kata bahasa Yunani Kuno ke dalam dua golongan yakni onoma dan rhema.
Kaum Alexandrian menganut paham analogi dalam studi bahasa.Oleh karena itulah dari mereka kita mewarisi sebuah buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thax. Buku ini lahir lebih kurang tahun 100 SM dan diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Remmius Palaemon pada permulaan abad pertama masehi dengan judul Ars Grammatika.
Di India pada tahun 400 SM. Panini, seorang sarjana hindu, telah menyusun kurang lebih 4000 tentang struktur bahasa sansekerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan yang masih dipakai dalam linguistik modern.
Aliran Varro dan “De Lingua Latina” muncul pada zaman Romawi Kuno.Dalam buku De Lingua, aliran ini memperdebatkan masalah anomali dan analogi seperti zaman Stoik di Yunani.Buku tersebut dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi, dan sintaksis.

b.      Ciri-ciri Aliran Tradisional
Tata bahasa tradisional menurut Chaer (2003:333) menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik.Dalam merumuskan kata kerja, tata bahasa mengartikan kata kerja merupakan tindakan atau kejadian.
Soeparno (2002: 44) mengatakan ciri-ciri aliran tradisional adalah sebagai berikut.

a)      Bertolak dari pola pikir secara filosofis
b)    Senang bermain dengan definisi
c)      Pemakaian bahasa berkiblat pada kaidah atau pola
d)   Level-level gramatik belum ditata secara rapi
e)    Tata bahasa didominasi oleh jenis kata

c.       Kelebihan dan Kekurangan Aliran Tradisional
1.    Kelebihan Aliran Tradisional
a)     Teori tradisional lebih tahan lama karena pola pikir aliran ini bertolak pada filsafat.
b)   Aliran ini berkiblat pada bahasa tulis baku, maka keteraturan penggunaan bahasa bagi penganutnya sangat dibanggakan.
c)    Aliran tradisional menjadikan penganutnya memiliki pengetahuan tata bahasa yang cukup tinggi.
d)   Aliran ini memberikan kontribusi terhadap penegakkan prinsip ‘yang benar adalah benar walaupun tidak umum, dan yang salah adalah salah’.
2.    Kekurangan Aliran Tradisional
a)    Teori tradisional belum dapat membedakan bahasa ujaran dan tulisan
b)   Teori ini tidak pernah memberikan contoh yang dianalisis kemudian disimpulkan.
c)    Siswa akan pandai dengan teori dan menghapal, tetapi tidak mahir berbicara dalam kehidupan masyarakat
d)   Objek kajian huruf, kata, kalimat. Hanya sampai pada kalimat, sehingga tidak memungkinkan menyentuh aspek komunikatif
e)    Pemberian bahasa hanya berdasarkan pada bahasa tulis baku
f)    Permasalahan  tata bahasa hanya didominasi pada jenis kata, sehingga ruang lingkupnya masih sangat sempit
g)   Pemberian bahasa latin dengan pola bahasa Indonesia sangat berbeda

2.      Aliran Tagmemik
a.      Pengertian Aliran Tagmemik
Aliran Tagmemik dipelopori oleh Kenneth L. Pike, seorang tokoh dari Summer Institute of Linguistics, Summer Institute of Linguistics, yang mewarisi pandangan Bloomfield, sehingga aliran ini juga bersifat struktural, tetapi juga antropologis. Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem.
Yang dimaksud dengan tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot (gatra), kelas (class), peran (role), dan kohesi (cohesion). Misalnya, dalam kalimat Pena itu berada di atas meja; bentuk pena itu mengisi fungsi subjek, dan tagmem subjeknya dinyatakan dengan pena itu.
Menurut Pake, satuan dasar sintaksis tidak dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi saja, seperti subjek + predikat + objek; dan tidak dapat dinyatakan dengan deretan bentuk-bentuk saja, seperti frase benda + frase kerja + frase benda, melainkan harus diungkapkan bersamaan dengan rentetan rumus seperti: S : FN + P : FV + O : FN. Rumus ini dibaca: fungsi subjek diisi oleh frase nomina; diikuti oleh fungsi predikat yang diisi oleh frase verbal, dan diikuti pula oleh fungsi objek yang diisi oleh frase nominal.
Dalam perkembangan selanjutnya, malah kedua unsur tagmem itu, yaitu fungsi dan bentuk (kategori pengisi fungsi) perlu ditambah pula dengan unsur peran (pengisi makna), dan kohesi (keterikatan antara satuan-satuan lingual) yang membentuk jalinan yang erat. Dengan demikian, satuan dasar sintaksis itu, iaitu tagmem, merupakan suatu sistem sel-emtat-kisi yang dapat digambarkan sebagai bagan berikut ini :
Fungsi
Kategori
Peran
Kohesi

b.      Macam-macam Tagmem
1.      Slot
Slot adalah ciri tagmem yang merupakan tempat kosong yang harus diisi oleh fungsi tagmem. Dalam tataran klausa, fungsi tagmem dapat berupa:
-          Subjek       (S)                               -    Objek (O)
-          Predikat (P)                                   -    Pelengkap (Pel= komplemen)

2.      Kelas
Kelas atau sering disebut juga kategori.
Kategori antara lain:
-          Nomina (kata benda)        -    Numeralia (kata bilangan)
-          Verba (kata kerja)             -    Pronomina (kata ganti)
-          Adjektiva (kata sifat)        -    Konjungsi (kata penghubung)
-          Preposisi (kata depan)

3.      Peran
Peran adalah ciri atau penanda tagmem sebagai pembawa fungsi tagmem. Peran muncul sebagai akibat hubungan antar tagmem dalam suatu kontruksi. Peran antara lain:
-          Pelaku (agentif)                             -    Tempat (lokatif)
-          Tindakan (aksi, predikatif)            -    Pemilikan (posesif)
-          Tujuan (objek, penderita)              -    Penerang
-          Penerima (benaktif)                       -    Pernyataan (statemen)
-          Penyebab (kausatif)                      -    Penunjuk (determinan)
-          Alat (instrumental)                        -    Item (NB: bisa dihilangkan/diganti)
-          Waktu (temporal)

4.      Kohesi
Kohesi merupakan ciri tagmem terakhir merupakan pengontrol hubungan antar tagmem. Pengontrol hubungan pada suatu struktur berada pada fungsi predikat. Kohesi dalam tagmem dikenal sebagai berikut:
-          Kohesi transitif (mempunyai objek)
-          Kohesi intransitif (tidak mempunyai objek)
-          Kohesi ekuatif
Posisi keempat tagmem dapat digambarkan sebagai berikut:
Slot
Kelas
Peran
Kohesi

                                         


            Dengan demikian, kalimat ”Saya menulis surat dengan pinsil” dianalisis secara tagmemk, akan menjadi berikut ini:
S
KG

P
Kkt

O
KB

K
FD
pel

ak

tuj

al

Saya                            menulis                surat                     dengan pinsil


Keterangan :
S          : fungsi subjek                         O         : fungsi objek
KKt     : kata kerja transitif                 FD       : frase depan
Tuj       : tujuan                                   K         : fungsi keterangan
P          : fungsi predikat                     Pel       : pelaku
KB      : kata benda                            KG      : kata ganti
al         : alat                                        ak        : aktif

Dalam uraian tersebut, kohesi tidak diisi karena kohesi hanya relevan dengan bahasa-bahasa berkasus yang mempunyai ciri-ciri khas yang menandai hubungan timbal-balik antartagmem dalam suatu konstruksi.

c.       Singkatan yang dipakai dalam Teori Tagmemik
Klt                   : Klausa transitif                      Pos      : Posesif
FB                   : Frasa benda                           Pnr      : Penerang
FK                   : Frasa kerja                             PkT     : pembentuk kata Transitif
KK                  : Kata kerja                              MK     : Morfem kerja
KS                   : Kata sifat                              Kasp   : Katerangan aspek
Lin                  : Luar Inti                                Sta       : Statemen
In                    : Inti                                        Plk      : Pelaku
It                     : Item                                       KB      : Kata benda
Pred                : Predikatif                              KK      : Kata kerja
S                      : Subjek                                   Kket    : Kata keterangan
P                      : Predikat                                 Tran   : Transitif
O                     : Objek                                                Kle      : Klausa ekuatif
Pel                   : Pelengkap                              Afiks   : Awalan
Konfiks           : Imbuhan                                Hub     : Hubungan
Kon                 : Konjungsi                              Phub   : Penghubung
Kw                  : Keterangan waktu                 e          : Ekuatif
Pengi               : Pengingkaran                        R         : Reduplikasi
ProPenj          : Pronomina penunjuk             Rn       : Reduplikasi Nomina
Per                  : Perintah                                 PenIm : Penanda Inperatif transitif
Res                  : Resiplokal                 Pro3t   : Pronomina persona ketiga tunggal
Det                  : Determinan               KIA     : Klausa intransitif aktif
d.      Lambang
+          = wajib (obligatory)
±          = tak wajib (optional)
±  /       = tak wajib dalam kondisi khusus, yang lain wajib tidak hadir
< >       = kelas mofem
  >        = kohesi memerintah
>          = kohesi diperintah
~          = varian
 
B.   Hasil Analisis Wacana
Pada bagian ini, penulis melakukan analisis ini untuk mengetahui klausa, akar klausa transitif, dwitransitif, intransitif, dwiintransitif, equatif, dan dwiequatif. Penulis mengggunakan wacana yang ada pada buku Bahasa Indonesia karya Yeti Mulyati, kota terbit Jakarta, penerbit Universitas Terbuka pada tahun 2011, dan halaman 7.4. Penulis menggunakan buku ini, untuk dianalisis pada kegiatan belajar 1 mengenai konsep menulis dan jenis-jenis tulisan. Berikut ini wacana dan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis.
WACANA
KEGIATAN BELAJAR 1
Konsep Menulis dan Jenis-jenis Menulis
Konsep Menulis
Sebelum memulai proses menulis, seseorang harus memahami terlebih dulu konsep menulis. Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis. Suatu bahasa yang disampaikan kepada orang lain (pembaca) sehingga orang lain (pembaca) itu dapat membaca dan memahami lambang-lambang grafis tersebut.
Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa (Lado dalam Tarigan, 1985: 21). Menulis merupakan suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide kita kepada orang lain.
Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik. Para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, serta struktur kalimat. (McCrimmon, 1967: 122).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis mengusung berbagai tujuan dan keperluan. Tentu saja, tujuan-tujuan itu bisa dicapai bila sang penulis memiliki kemampuan mengekspresikan apa yang hendak disampaikannya itu dengan baik. Si penulis memiliki kiat menulis yang jitu, pandai memilih kata (diksi) yang tepat, dan piawai menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat dalam suatu pengorganisasian, yang enak dan mudah dibaca.

(Mulyati, Yeti. 2011. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hlm 7.4)

1.      Hasil Linguistik Tradisional
a.      Analisis Klausa
Sebelum memulai proses menulis, / (1) seseorang harus memahami terlebih dulu
                                                                           (S)                   (P)      
konsep menulis. / (2) Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan
(Keterangan)                  (S)       (P)/Komplemen                                              
lambang-lambang grafis. / (3) Suatu bahasa yang disampaikan kepada orang lain
(Pelengkap)                                            (S)                         (P)             (Pelengkap)
(pembaca) / (4) sehingga orang lain (pembaca) itu dapat membaca dan memahami
                                                   (S)                                                       (P)
lambang-lambang grafis tersebut.
(Keterangan)

(5) Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa
                     (S)             (P)/Komplemen                        (Pelengkap)
(Lado dalam Tarigan, 1985: 21). / (6) Menulis merupakan suatu cara
                                                                (S)              (P)/Komplemen
untuk menyampaikan gagasan atau ide kita kepada orang lain.                                                            (O)                                              (Keterangan)

(7) Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
        (S)                          (P)                                           (Pelengkap)
ekspresif. / Dalam kegiatan menulis, / (8) seorang penulis harus terampil memanfaatkan
                                                                                       (S)                               (P)
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. / (9) Keterampilan menulis digunakan untuk
                      (Keterangan)                                            (S)                       (P)              
mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi
                                       (Keterangan)
pembaca. / (10) Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik. /
                                       (S)                                           (P)                (Pelengkap)
(11) Para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan
                           (S)                                           (P)                              

mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. /  
               (O)                                                       (Keterangan)
(12) Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata,
               (S)                 (P)                                                         (Keterangan)
Serta struktur kalimat. (McCrimmon, 1967: 122).

Berdasarkan penjelasan / (13) di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis
                                                                           (S)                               (P)/EQ
mengusung berbagai tujuan dan keperluan. / Tentu saja, tujuan-tujuan itu bisa
                           (Keterangan)
dicapai bila / (14) sang penulis memiliki kemampuan mengekspresikan apa yang
                                       (S)           (P)              (O)                    (Keterangan)
hendak disampaikannya itu dengan baik. / (15) Si penulis memiliki kiat menulis
                                             (Pelengkap)                (S)              (P)       (O)     
yang jitu,     /      (16)    Φ      pandai memilih kata (diksi) yang tepat, dan /
(Keterangan)      (S-dilesapkan)    (P)                (O)            (Keterangan)
(17)   Φ     piawai menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat dalam suatu
(S-dilesapkan)    (P)                               (O)                              
pengorganisasian yang enak dan mudah dibaca.
               (Keterangan)

Kesimpulan    :  Terdapat 17 Klausa di dalam paragraf di atas.


 b.      Analisis Pembagian Klausa Kalimat
1.      Seseorang harus memahami terlebih dulu konsep menulis
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, K. Jika, kita terfokus pada kalimat Seseorang harus memahami terlebih dulu konsep menulis. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiintransitif (S, P, K).
2.      Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiequatif (S, P, Pel).
3.      Suatu bahasa yang disampaikan kepada orang lain (pembaca)
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, O. Jika, kita terfokus pada kalimat Suatu bahasa yang disampaikan kepada orang lain (pembaca). Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Transitif (S, P, O).
4.      Orang lain (pembaca) itu dapat membaca dan memahami lambang-lambang grafis tersebut
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, K. Jika, kita terfokus pada kalimat Orang lain (pembaca) itu dapat membaca dan memahami lambang-lambang grafis tersebut. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiintransitif (S, P, K).
5.      Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa
Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiequatif (S, P, Pel).
6.      Menulis merupakan suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Menulis merupakan suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide kita kepada orang lain. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwitransitif (S, P, O, K).
7.      Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiequatif (S, P, Pel).
8.      Seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, K. Jika, kita terfokus pada kalimat Seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiintransitif (S, P, K).
9.      Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi  pembaca
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, K. Jika, kita terfokus pada kalimat Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi  pembaca. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiintransitif (S, P, K).
10.  Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiequatif (S, P, Pel).
11.  Para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif.
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, O, K. Jika, kita terfokus pada kalimat Para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwitransitif (S, P, O, K).
12.  Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, serta struktur kalimat.
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, K. Jika, kita terfokus pada kalimat Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, serta struktur kalimat. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiintransitif (S, P, K).
13.  Di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis mengusung berbagai tujuan dan keperluan
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, K. Jika, kita terfokus pada kalimat Di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis mengusung berbagai tujuan dan keperluan. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwiintransitif (S, P, K).
14.  Sang penulis memiliki kemampuan mengekspresikan apa yang hendak disampaikannya itu dengan baik.
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, O, K, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Sang penulis memiliki kemampuan mengekspresikan apa yang hendak disampaikannya itu dengan baik. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwitransitif (S, P, O, K, Pel).
15.  Si penulis memiliki kiat menulis yang jitu
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, O, K, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Si penulis memiliki kiat menulis yang jitu. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwitransitif (S, P, O, K)
16.  Φ pandai memilih kata (diksi) yang tepat, dan
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, O, K, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Φ pandai memilih kata (diksi) yang tepat,. Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwitransitif (S, P, O, K). Akan tetapi, pada kalimat tersebut mengalami pelesapan pada Subjek (S).
17.  Φ piawai menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat dalam suatu pengorganisasian, yang enak dan mudah dibaca.
Pada kalimat di atas, setelah dianalisis fungsi tradisional, hasil dari kalimat ini yaitu, S, P, O, K, Pel. Jika, kita terfokus pada kalimat Φ piawai menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat dalam suatu pengorganisasian, yang enak dan mudah dibaca, Maka kalimat ini termasuk ke dalam klausa kalimat Dwitransitif (S, P, O, K). Akan tetapi, pada kalimat tersebut mengalami pelesapan pada Subjek (S).


c.       Peta Kerja Analisis Akar Klausa
1)      Akar Klausa Transitif
Slot    :
Subjek
Predikat
Objek
Glos
Peran  :
Pelaku
Item
Statement
Penderita
Sasaran
Item
3
Suatu bahasa yang
Disampaikan
Kepada orang lain (Pembaca)
Suatu bahasa yang disampaikan kepada orang lain (pembaca)
Kelas  :
Nomina
Pronomina
Persona
Verba
Nomina
Pronomina
Persona
Kohesi:
Transitif










2)      Akar Klausa Dwitransitif
Slot    :
Subjek
Predikat
Objek
Pelengkap
Keterangan

Glos
Peran :
Pelaku
Item
Statement
Penderita
Sasaran
Item
Benefaktif
6
Menulis
Merupakan
suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide kita
Kepada orang lain
Menulis merupakan suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide kita kepada orang lain
11
Para pembelajar dapat
Menyusun dan merangkai
Jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis
Dengan jelas, lancar, dan komunikatif.
Para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif.
14
Sang penulis
Memiliki
Kemampuan
Mengekspresikan apa yang hendak disampaikannya itu dengan baik.
Sang penulis memiliki kemampuan mengekspresikan apa yang hendak disampaikannya itu dengan baik.
15
Si penulis
Memiliki
Kiat menulis
Yang jitu
Si penulis memiliki kiat menulis yang jitu
16
Φ
Pandai memilih
Kata (diksi)
Yang tepat, dan
Φ pandai memilih kata (diksi) yang tepat, dan
17
Φ
Piawai menyusun
Kata-kata dan kalimat-kalimat
Suatu pengorganisasian, yang enak dan mudah dibaca.
Φ piawai menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat dalam suatu pengorganisasian, yang enak dan mudah dibaca.
Kelas  :
Nomina
Pronomina
Persona
Verba
Nomina
Pronomina
Persona
Nomina
Pronominal
Persona
Kohesi:
Dwitransitif

                                                                                                                                                                            
3)      Akar Klausa Dwiintransitif
Slot    :
Subjek
Predikat
Keterangan

Glos
Peran :
Pelaku
Item
Statement
Lokatif
1
Seseorang harus
Memahami
Terlebih dulu konsep menulis
Seseorang harus memahami terlebih dulu konsep menulis
4
Orang lain (pembaca) itu dapat
Membaca dan memahami
Lambang-lambang grafis tersebut
Orang lain (pembaca) itu dapat membaca dan memahami lambang-lambang grafis tersebut
8
Seorang penulis harus
Terampil Memanfaatkan
Grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.
Seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.
9
Keterampilan menulis
Digunakan
Untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi  pembaca
Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi  pembaca
12
Kejelasan ini
Bergantung
pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, serta struktur kalimat
Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, serta struktur kalimat
13
Di atas dapat disimpulkan
Bahwa kegiatan menulis
Mengusung berbagai tujuan dan keperluan
Di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis mengusung berbagai tujuan dan keperluan
Kelas  :
Nomina
Pronomina
Persona
Verba
Nomina
Pronomina
Preposisi
Kohesi:
Dwiintransitif

4)      Akar Klausa Dwiequatif
Slot    :
Subjek
Predikat/
Komplemen
Pelengkap

Glos
Peran  :
Pelaku
Item
Statement/
Sifat subjek
Pembatas
(Skup)
2
Menulis
Adalah suatu kegiatan  
Menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis
Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis
5
Menulis
Merupakan suatu representasi
Bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa
Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa
7
Menulis
Pada dasarnya merupakan
Suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif
Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif
10
Maksud dan tujuan seperti itu
Hanya dapat dicapai
Dengan baik
Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik
Kelas  :
Nomina
Pronomina
Persona
Verba
Nomina

Kohesi:
Dwiequatif


Kesimpulan : Berdasarkan dari hasil analisis akar klausa di atas dapat disumpulkan bahwa akar klausa yang   terdapat pada wacana atau paragraf tersebut adalah akar klausa transitif, dwitransitif, dwiintransitif, dan dwiequatif. Namun, tidak terdapat akar klausa Intransitif dan akar klausa Equatif pada wacana atau paragraf tesebut.
 




2.      Hasil Analisis Tagmemik
1.      Seseorang harus memahami terlebih dulu konsep menulis
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
K
FPrep
Pelk
__
Stat
DIntrans
Lok
__

FN=+
Int
FN
Plk  


FV=+
Int
KK


Stat


FPrep= ±
Lint
FV
+
Int
FPrep
Stat

Sas


2.      Menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
Pel
FN
Item
__
Komp
DEq
Skup
__

FN1=+
Int
FN
It  


FV=±
LInt
FV
+
Int
FVIndAkt
PenAsp

Sas


FN2=±
LInt
FV
+
Int
FN
Pend

it


3.      Suatu bahasa yang disampaikan kepada orang lain (pembaca)
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
O
FN
Item
__
Stat
Trans
Sas
__

FN1=±
LInt
FN
+
Int
FN
Pred  

It


FV=±
LInt
Asp
Pelk


FN2=±
LInt
FN
+
Int
FN
Sas  

Pelk


4.      Orang lain (pembaca) itu dapat membaca dan memahami lambang-lambang grafis tersebut
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
K
FPrep
Pelk
__
Stat
DIntrans
Lok
__

FN1=+
Int
FN
+
LInt
FPrep
Sas  

Pend


FV=+
Int
FV
Sas


FPrep=+
Int
FN
It


5.      Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
Pel
FN
Item
__
Komp
DEq
Skup
__

FN1=+
Int
FN
It   



FV=±
LInt
FV
+
Int
FN
Kompl

it


FN2=±
LInt
FN
+
Int
FN
Stat   

It


6.      Menulis merupakan suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide kita kepada orang lain
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
O
FN
+
K
FN
Item
__
Komp
DEq
Skup
__
BenAkt


FN1=+
Int
FN
It   


FV=+
Int
FV
+
Int
FN
Stat

It


FN2=+
Int
FN
+
LInt
FN
It   

Pend


FN3=±
LInt
FN
+
Int
FN
Pen  

Sas



7.      Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
Pel
FN
Item
__
Stat
DEq
Skup
__

FN1=+
Int
FN
It   


FV=±
LInt
Asp
+
Int
FN
Pend

Pred


FN2=±
LInt
FN
+
Int
FN
Stat   

It


8.      Seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
K
FPrep
Pelk
__
Stat
DIntrans
Lok
__

FN1=+
Int
FN
+
LInt
FPrep
Pelk  

Pred


FV=±
LInt
Asp
+
Int
FV
Penj

Pred


FPrep=+
Int
FN
+
LInt
FPrep
It  

Konj


9.      Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi  pembaca
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
K
FPrep
Item
__
Stat
DIntrans
Lok
__

FN1=+
Int
FN
It


FV=±
LInt
Asp
Pred


FPrep=+
Int
FV
+
LInt
FPrep
It  

Konj


10.  Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
Pel
FN
Item  
­­­­­__
Komp
DEq
Skup
__

FN1=+
Int
FN
+
LInt
FPrep
ProPenj  

Pred


FV=±
LInt
Asp
+
Int
FV
Pred

Penj  


FPrep=±
LInt
FN
+
LInt
FPrep
Konj   

It


11.  Para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif.
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
O
FN
+
K
FN
Pelk
__
Stat
DTrans
Sas
-
BenAkt
__

FN1=+
Int
FN
+
LInt
FPrep
It   

Pred


FV=+
LInt
Asp
Penj 


FN2=+
Int
FN
+
Int
FPrep
+
In
FAsp
It   

Pred

It



FN3=±
LInt
FV
+
Int
FN
+
In
FN
+
In
FAdj
Konj   

It

It

It


12.  Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, serta struktur kalimat
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
K
FPrep
Item
__
Stat
DIntrans
Lok
__

FN1=+
Int
FN
+
LInt
FAsp
Pelk   

Pred


FV=+
LInt
Asp
+
In
FV
Penj 

Stat


FN2=+
LInt
Asp
+
Int
FAdj
Konj   

It


13.  Di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis mengusung berbagai tujuan dan keperluan
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
K
FPrep
Item
__
Stat
DIntrans
Lok
__

FN1=+
LInt
FAdj
+
Int
FN
KAsp   

Stat


FV=+
LInt
FV
+
In
FN
Konj 

It


FPrep=+
Int
FV
+
LInt
FAsp
Stat   

Pend


14.  Sang penulis memiliki kemampuan mengekspresikan apa yang hendak disampaikannya itu dengan baik.
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
O
FN
+
K
FN
+
Pel
FN
Pelk
__
Stat
DTrans
Sas
__
BenAkt
__
BenAkt
__

FN1=+
LInt
FN
It    


FV=±
LInt
FV
Stat 


FN2=+
Int
FAdj
It    


FN3=+
Int
FV
+
Lint
FV
Pend      

Pelk


FN4=±
LInt
FAsp
+
Int
FAdj
Konj     

It


15.  Si penulis memiliki kiat menulis yang jitu
AkrKlT
+
S
FN
+
P
FV
+
O
FN
+
K
FN
Pelk
__
Stat
DTrans
Sas
__
BenAkt
__

FN1=+
Int
FN
It    


FV=±
LInt
FV
Stat 


FN2=+
LInt
FN
+
Int
FN
Stat    

It


FN2=+
LInt
FN
+
Int
FN
Stat    

It


FN3=+
LInt
FAsp
+
Int
FN
Konj     

It


16.  Φ  pandai memilih kata (diksi) yang tepat, dan
AkrKlT
Φ (S dilesapkan)
P
FV
+
O
FN
+
K
FN
Stat
DTrans
Sas
__
BenAkt
__

FV=+
Int
FAdj
+
LIn
FV
Pend 

Stat


FN1=+
Int
FN
It    


FN2=±
LInt
FAsp
+
Int
FAdj
Konj    

It


17.  Φ piawai menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat dalam suatu pengorganisasian, yang enak dan mudah dibaca.
AkrKlT
Φ (S dilesapkan)
P
FV
+
O
FN
+
K
FN
Stat
DTrans
Sas
__
BenAkt
__

FV=+
Int
FAdj
+
LIn
FV
It 

Stat


FN2=+
LInt
FN
+
Int
FAdj
Stat   

Sas


FN2=+
LInt
FN
+
Int
FV
Prep  

Sas





III.           PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tata bahasa tradisional dimulai dari Zaman Yunani sampai dengan munculnya linguistik modern sekitar akhir abad ke-19. Aliran tradisional berkembang pada linguistik zaman Yunani, Kaun Alexandrian, zaman romawi kuno, dan zaman pertengahan.
Aliran linguistik tagmemik adalah aliran eklektik yang membutuhkan suatu perincian dengan tingkat kemampuan mengeksplanasi data dalam tatanan kajian morfologi serta sintaksis. Keterbukaan tagmemik dalam bidang kajian yang tidak terpisah antara morfologi dan sintaksis  menjadikan objek kajian yang sangat luas. Namun demikian, linguistik tagmemik   menghadirkan analisis struktur sintaksis menjadi sangat rinci yang mengacu pada sifat semesta bahasa.
Analisis pada wacana atau paragraf ini diambil dari berita yang ada di Koran pada terbitan Media Indonesia, halaman 29, dan pada kamis, 29 Desember 2016. Berikut ini hasil analisisinya.
Berdasarkan hasil analisis dari wacana atau paragraf di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa analisis tersebut terdapat klausa sebanyak 17 klausa pada paragraf tersebut. Sedangkan pada analisis akar klausa pada wacana atau paragraf di atas terdapat akar klausa transitif, dwitransitif, dwiintransitif, dan dwiequatif. Namun, terlihat bahwa tidak terdapat akar klausa dan tagmemik yang bersifat Instransitif dan Equatif.
Pada wacana atau paragraf di atas, tidak terdapat akar klausa dan tagmemik yang bersifat Intransitif dan Equatif. Dalam  hal ini, tidak akan mengurangi kesatuan kalimat tersebut. Sehingga tidak akan merubah tataran bahasa dalam suatu kalimat dan tidak menghilangi gagasan dan ide pokok yang terdapat pada wacana atau paragraf.

B.     Saran
Peneliti menganalisis mengenai analisis linguistik tradisional dan tagmemik berharap hasil analisis dapat dijadikan salah satu bahan referensi kemeudian hari. Peneliti menyadari jauh dari kata sempurna dalam menganalisis dan  masih banyak kekurangan dalam analisis dalam teks. Dengan demikian, peneliti membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat dijadikan motivasi dalam melakukan analisis kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyati, Yeti. 2011. Bahasa Indonesia. Jakarta:  Universitas
Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Sugono, Dendy. 1985. Verba Transitif Dialek Osing Analisis Tagmemik. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar